ULASAN “Show Off is Mainstream”
Yoyoyoyo whats up! Kembali lagi bersama @Zianovel. Hai?
Apa kabar? Sudah makan? Sudah mandi? Ga usah dijawab deh kayanya ga penting.
Oke kali ini saya akan membahas sebuah topik. Ya saya capek membuat cerita
terus, jadi kali ini kita bahas-bahasan yo, kayanya seru juga nih. Oh ya, asal
kalian tahu ini adalah argumentasi saya. Setiap orang punya hak untuk
berpendapat. Jadi ya kalian boleh setuju dan tidak terhadap argumentasi saya.
Oke kita masuk yu ke topik. Cekidoootttttttt.............
Show off. Apa itu? Ya, awalnya saya juga tidak tahu apa
arti dari kata tersebut. Tapi sekarang saya tau, ya kalo saya ga tau mau apa
saya bahas. Show off itu artinya adalah pamer. Sudah tidak asing bukan di
telinga kita? Memang, pamer adalah Indonesia banget. Mengapa saya berkata
seperti itu? Ya karena saya juga suka pamer-pameran gitu. Tapi ga terlalu
berlebihan. Orang Indonesia itu memang jago banget dalam hal pamer. Pamer dalam
segala hal. Dari mulai harta, hangout, pacaran, mesra-mesraan, berantem,
sindir-sindiran, ya pokoknya banyak banget.
Pamer memanglah hal yang wajar. Namun, sangat tidak baik
jika pamer secara berlebihan. Hal apapun tidak baik jika berlebihan. Apalagi
dalam hal pamer. Disini saya akan membahas pamer dalam beberapa hal. Ya itu
juga analisis dari saya sendiri.
1.
Kemampuan dan
Prestasi.
Terkadang manusia itu lupa diri. Dia suka
menyombongkan kemampuan dan prestasinya seakan-akan dialah yang terbaik.
Padahal kemampuannya tak seberapa, hanya saja gayanya yang terlalu besar.
Biasanya ia akan memamerkan kemampuannya di sosial media ataupun di media lain.
Jujur saya pribadi pun seperti itu, tapi saya tidak terlalu berlebihan. Saya
hanya menginformasikan saja, tanpa memperlihatkan secara berleihan tentang
kemampuan saya. Banyak sekali orang yang merasa ia hebat. Saya kasih tahu,
kemampuan dan prestasi kita tuh sudah terlihat hebat jika 2 hal itu di upload
dan dibanggakan oleh orang lain. Ngerti? Maksud saya, ketika kita meraih
prestasi. Lalu, ada orang lain yang memamerkan dan membanggakan kita di sosmed.
Nah disitulah kalian sudah sedikit terlihat hebat. Itu berarti prestasi kita
sudah dihargai oleh orang lain tanpa kita membangga-banggakan diri sendiri.
Jangan terlalu dibangga-banggakan. Kita belum punya apa-apa jika dibandingkan
dengan orang-orang hebat di luar sana. Tetaplah kembangkan kemampuan kita untuk
meraih prestasi yang lebih, tidak usah diumbar-umbar. Nanti orang lain juga
bakal tau seberapa hebat kita.
2.
Harta
Nah, ini dia penyakit anak muda jaman sekarang.
Pamerin harta. Masih mending kalo harta dia. Nah anak jaman sekarang mah yang
dipamerin adalah harta orang tuanya. Bahkan lebih parahnya harta orang lain. Yaelah
emang apa si untungnya. Pengen keliatan kaya? Ya gausah pamer. Jadi wirausaha,
terus sukses. Nah baru bakal keliatan kaya. Ya kan? Kita harusnya jangan bangga
dengan harta orang tua, tapi bersyukur. Itu harta mereka. Kita harusnya
berusaha agar lebih dari mereka. Ingat! Kehidupan itu layaknya roda yang bisa
berputar. Mungkin saja kita bahagia sekarang dengan harta orang tua kita. Nah coba
kalo kita terlalu menikmati harta mereka, jika 10-20 tahun lagi mereka sudah
tidak ada dan selama itu kita hanya menikmati saja, maka harta itu akan habis
dan hidup kita akan ada di bawah. Untuk memperlihatkan harta kita, tidak usah
upload-upload ke sana sini. Usaha saja untuk sukses dan mapan, maka orang lain
juga bakal melihat posisi kita kok.
3.
Hubungan
Percintaan
Entah mengapa anak-anak jaman sekarang itu pada
pamerin hubungannya. Ketika bahagia, status-status romantisnya keluar. Lalu
screenshot berupa chat romantis dari pasangannya pun diumbar-umbar di sosmed.
Ketika dikomen “Gausah ngumbar-ngumbar.” Mereka malah menjawab “Ga ngumbar,
cuma posting aja”. Selalu gitu. Niatnya cuma pengen orang lain iri jika melihat
postingannya. Yang saya rasakan justru bukanlah iri, tetapi jijik. Ketika
hubungannya bahagia, diumbar. Dan ketika hubungannya lagi berantem pun sama
saja diumbar. Entah, hidup macam apa itu. Namun ketika saya simpulkan dari
beberapa sampel, orang yang suka posting-posting seperti itu dengan niat
membuat orang lain iri, adalah orang yang justru suka iri melihat keromantisan
hubungan orang lain. Fakta membuktikan seperti itu. Ketika ada temannya yang
nyatanya lebih romantis walaupun jarang posting dibanding dengan nya yang suka
update, maka dia akan sedikit stress dan iri melihatnya. Dia akan merasa
badmood dan akan berdampak ke muka nya yang akan melihatkan ekspresi
cemberutnya. Kembali saya ucap, hubungan kita sudah romantis ketika orang lain yang
menilai dan mengucapkannya. Bukan kita
yang mengumbar-ngumbarkannya. Jalani saja hubungan kita dengan pasangan kita,
tidak usah diumbar-umbar, tidak usah ingin terlihat bahagia dan tidak usah
ingin terlihat romantis. Jalanin aja apa adanya.
4.
Kegiatan apapun
itu.
Ini yang terakhir, anak-anak jaman sekarang sudah
bukan rahasia umum lagi jika mereka memamerkan kehidupan sehari-harinya. Entah
apa yang ada di fikiran mereka termasuk saya. Untuk menginformasikan saja sih
wajar, tapi masalahnya ini orang biasanya melebih-lebihkannya. Contohnya, ketika
orang ini makan di restoran yang mahal, dia pertama kali ke situ. Sampe akhirnya
dia foto semua makanannya, terus di upload ke sosmed? Biar apa? Biar orang lain
tau bahwa dia pernah ke restoran itu? Alasan yang bad. Jaman sekarang, justru orang-orang yang narsis seperti itu,
adalah orang yang *mohon maaf ya, bukan orang yang kaya-kaya, tetapi orang yang
menengah kebawah. Logikanya, orang-orang kaya yang sering hangout atau makan di
restoran elit itu pasti sudah terbiasa datang ke tempat-tempat seperti itu. Malahan,
orang-orang yang menengah kebawah lah yang mempunyai gaya yang berlebihan. Sampai-sampai,
gelas bekas minumnya saja sampai difoto dan di upload ke sosmed. Itu berlebihan
sob, ga baik. Justru itu terlihat norak. Jadilah orang yang sesuai dengan
sebesar apa ekonomi kita. Gaya dan isi dompet itu harus disesuaikan. Jangan terlalu
dilebih-lebihkan. Jadi orang jangan gaya yang diutamakan. Memang sih, gaya atau
style itu penting. Tapi jika itu
berlebihan, maka akan terlihat norak. Lebih baik apa adanya. Karena hidup apa
adanya itu bakal jauh dari yang namanya beban.
Nah,
itu argumentasi saya tentang show off. Mungkin
kalian bisa setuju dan bisa saja tidak setuju. Karena setiap orang itu bebas
berpendapat. Ya intinya sih pamer itu boleh-boleh saja. Karena itu hal yang
manusiawi. Manusia butuh pamer untuk mempromosikan kehidupannya. Namun perlu
diingat, jika pamer secara berlebih, maka itu tidak terlalu baik. Bakal terlihat
norak. Apa adanya aja, pamer itu tidak usah dilebih-lebihkan. Jadi saya rasa,
bagi orang Indonesia show off is
mainstream, ataupun pamer itu sudah terbiasa.
Yaaaa
segitu aja ya ulasan tentang show off is
mainstream. Kurang lebih nya mohon dilebihkan. Eh, maksudnya dimaafkan. Pamerlah apa adanya, jangan terlalu berlebihan.
HIDUP PAMER!
Jika ada yang mau berkomentar, silahkan isi di kolom
yang sudah disediakan.
Penulis: Muhamad Fauzian
Ig: fauzian.muhamad
Tweet: @fauzianmuhamad6
Fb: Fauzian Sebastian