PERPISAHAN ITU NYATA (Hai perpisahan!)



PERPISAHAN ITU NYATA

­
Hai perpisahan, kamu awalnya tidak terlihat.
Siapa pribadi yang menyangka saat berawalnya suatu hubungan, kamu langsung memikirkan dan melihat perpisahan? Tidak mungkin. Hubungan itu akan berawal dengan bahagia, pasti. Baik hubungan pertemanan, persahabatan, kekeluargaan, maupun percintaan. Dalam pertemanan, siapa yang berfikir bahwa ketika kamu menemukan teman, kamu langsung berfikir akan berpisah dengannya? Tidak ada yang seperti itu. Atau siapa yang berfikir ketika anggota keluargamu melahirkan, kamu langsung melihat perpisahan? Tidak mungkin. Atau yang terakhir percintaan, ketika kamu awal menjalani hubungan dengan kekasihmu, kamu langsung berfikiran untuk langsung berpisah? Tidak, kamu akan merasakan bahagia di awal itu. Hubungan akan sangat terasa indah jika dilihat dari awal, karena tidak ada jenis perpisahan yang berada di awal, apapun itu.
Layaknya senja, memanglah terkadang terlihat sangat indah, namun kadang juga terlihat sangat buruk. Tapi kamu harus sadar. Senja adalah simbol perpisahan pada suatu hari, yang berarti berpisahnya terang menjadi gelap. Senja memang terkadang sangat indah ketika cahaya matahari terbenam menandakan hari akan berakhir, seperti hubungan yang berakhir dengan momen yang indah dan tidak akan terlupakan (perpisahan yang indah). Namun terkadang, ada senja yang terlihat buruk. Yaitu ketika awan hitam dan kabut menutupi indahnya matahari yang sedang terbenam, itu akan membuat waktu senja menjadi gelap. Seperti hubungan, yang terkadang akan berakhir dengan buruk, yang berarti salah satu atau keduanya akan sama-sama tersakiti.


Hai perpisahan, kamu semakin tidak terlihat.
Semakin bahagianya suatu hubungan, maka semakin lupanya kamu terhadap perpisahan. Sebagai contoh, ketika kamu menjalani hubungan dengan kekasihmu, kamu akan merasakan kebahagiaan yang mungkin menjadikan hidupmu lebih indah. Mutlak, hal itu akan membuatmu lupa dengan yang namanya perpisahan. Kebahagiaan akan menutupi pandangan kamu terhadap perpisahan. Siapa pribadi yang sedang bahagia-bahagianya dalam suatu hubungan, lalu kamu berfikir untuk berpisah. Apakah ada orang waras seperti itu? Tidak ada.
Yang namanya hubungan ya pasti ada pahit-manisnya. Apa sih hubungan terbaik dalam hidup? Jawaban terbaiknya adalah hubungan pertemanan ataupun persahabatan. Dalam hidup, pasti ada dong yang namanya mantan pacar? Tapi tidak mungkin ada yang namanya mantan sahabat. Bahkan ketika maut datang ke sahabat kita, kita akan tetap menyebutnya sahabat. Bukan mantan sahabat.
Aku punya argumen tentang yang namanya hubungan. Baik hubungan pertemenan, kekeluargaan, maupun percintaan. Kamu tidak akan pernah peduli dengan perkataan seburuk apapun yang berkaitan tentang hubunganmu. Kamu akan merasakan bodo amat tentang apa yang mereka katakan. Karena kamu sadar, yang menjalankan suatu hubungan ya kamu, bukan orang lain. Tetapi, ada saatnya kamu harus mendengarkan apa kata orang-orang terdekatmu yang berkata tentang hubunganmu. Karena ada kalanya ketika mereka komentar tentang hubungan kita, itu artinya mereka peduli dengan kita. Mereka akan memberi tahu sesuatu tentang kebenaran. Kita tidak boleh egois dengan tidak mendengarkan mereka.

Hai perpisahan, kamu sudah benar-benar tidak terlihat.
Ketika Tuhan memberikanmu kenikmatan berupa kenyamanan yang kamu rasakan, maka kamu akan menikmati itu. Tanpa sadar, bahwa perpisahan telah menunggu di depan sana. Perpisahan itu selalu menunggu, baik nanti waktu dan jarak yang akan memisahkan, ataupun maut yang juga dapat memisahkan. Dalam hidup, harta bisa membuatmu lupa akan kematian. Dalam hubungan, kenyamanan dan kebahagiaan bisa membuatmu lupa akan perpisahan.
Sesuatu yang dapat membuat kita lupa akan segala hal itu adalah kebahagiaaan. Dan sesuatu yang dapat membuat kita ingat akan segala hal itu adalah kesusahan. Ingat, sebahagia-bahagianya kamu, senyaman-nyamannya kamu, perpisahan akan tetap menunggumu di akhir.

Hai perpisahan, ketika kamu tidak terlihat, kamu tiba-tiba mengejutkanku.
Ketika kenyamanan dan kebahagiaan telah membuatmu lupa akan perpisahan, maka itu adalah kesalahan yang mutlak, perpisahan akan langsung menghentak dan itu adalah pukulan yang sangat telak. Biasanya pasangan yang sedang masa bahagia-bahagianya, tidak akan menyangka bahwa hal yang namanya perpisahan akan datang secepat itu. Atau biasanya persahabatan yang selama ini membuat kamu nyaman dan membuat hidup kamu lebih berwarna, akan rusak oleh hal yang namanya perpisahan. Semua yang berharga dan akan dihabiskan sedikit-demi sedikit oleh sang waktu. Cepat atau lambat, waktu itu akan datang. Entah berakhir baik ataupun buruk, karena selebihnya itu adalah rencana Tuhan.
Aku adalah salah satu dari banyaknya korban yang tidak mempercayai perpisahan. Aku mempunyai suatu kisah percintaan yang indah dengan alur yang jauh dari kata buruk. Seorang wanita itu benar-benar membuat hidupku lebih berwarna dan tidak monoton. Dia mengajarkanku apa arti sebenarnya dari dari cinta yang tulus, hingga akhirnya menjadikanku pribadi yang dewasa. Karena menurutku, kebahagiaan yang sesunggunya yaitu ketika kita bisa memiliki seseorang yang benar-benar kita cintai. Memiliki hubungannya, bahagianya, cintanya, rindunya, raganya dan juga hatinya. Ada satu hal yang terlewat menurutku, jika kita memiliki hubungannya, maka kita juga mutlak memiliki perpisahannya. Hubungan itu dasarnya adalah pertemuan. Sudah hukum alam jika ada pertemuan, ya pasti ujungnya pun ada perpisahan.
Aku lupa akan semuanya, aku menikmati hubungan ini tanpa mempercayai perpisahan. Ketika semua berjalan seperti yang diharapkan, ada satu hal yang awalnya tidak terlihat, namun menghentak di akhir. Ya, namanya perpisahan. Bukan maut yang memisahkan, melainkan waktu. Waktu telah memberikan suatu fakta dan pernyataan yang menjadikan itu adalah alasan terkuat berakhirnya hubungan ini. Pernah kamu bayangkan ketika hubungan harus berakhir saat masih sayang-sayangnya. Bagaimana rasanya? Tidak bisa dijelaskan. Karena pada dasarnya, kita akan mengerti perasaan seseorang ketika kita benar-benar ada di posisi itu.
Semua ini telah berakhir, inilah yang dimaksud akhir dari sebuah hubungan itu hanya perpisahan.

Hai Perpisahan, kamu begitu jahat.
Adakah hati yang begitu seenang ketika masa hubungan kamu sedang bahagia-bahagianya, tiba-tiba kamu harus dipaksa untuk berpisah? Menurutku tidak ada. Karena siapa yang mengharapkan adanya perpisahan dalam hubungan yang didalamnya penuh kebahagiaan.
Jelas, mutlak, dan telak, bahwa perpisahan itu jahat. Itu kalimat yang tepat. Perpisahan itu sekutu dengan waktu, dia akan menghabiskan sesuatu yang sehalus kapas maupun sekeras batu. Tidak akan ada hal yang sekejam waktu. Dia akan menikam semua hal yang sudah habis pada masanya.
Namun kamu harus tahu, waktu tidak akan sekejam itu. Dia akan memberikanmu kesempatan untuk berfikir, bahwa ada hal yang baik dibalik perpisahan itu. Tergantung cara kita berfikir. Karena pada intinya, Tuhan selalu mempunyai rencana terkait perpisahan yang menimpa seseorang. Kita harus yakin itu, agar kita bisa bangkit untuk menemukan kebahagiaanmu sendiri.

Hai perpisahan, kamu telah membuatku dewasa.
Jika kita mempunyai pandangan yang buruk terhadap sesuatu, maka semua hal yang berkaitan dengan itu akan selalu buruk. Padahal, Tuhan menciptakan sesuatu pasti ada sisi baik dan buruknya, termasuk perpisahan. Tuhan menciptakan perpisahan bukanlah menakdirkan kita untuk tidak bertemu lagi, namun Tuhan menciptakan itu agar kita bisa bertemu lagi di lain waktu. Karena pada dasarnya, kita jangan bersedih ketika adanya perpisahan dan tidak bertemu lagi. Bersedihlah kita ketika bertemu lagi, namun seseorang itu sudah tidak lagi mengenal kita.
Kamu semua harus sadar, Tuhan menciptakan perpisahan bukan agar kita menangis. Melainkan agar kita bisa lebih dewasa dan bijak mengahadapi sesuatu. Karena banyak sekali orang yang bisa membuat kata-kata bijak dan dewasa, namun tidak banyak orang yang dapat berperilaku dewasa dan bijak sesuai dengan kata-kata yang telah ia buat.
Sekarang kamu harus bangkit dari perpisahan. Memang, wajar jika kita bersedih saat adanya perpisahan. Biarkan saja, jangan melawan. Biarkan dirimu bersedih. Biarkan dirimu meratapi. Karena perpisahan itu adalah sebuah kehilangan. Karena pada dasarnya, sebuah kehilangan adalah pukulan telak. Kita pantas untuk bersedih ketika adanya perpisahan. Namun akan ada masanya kamu bosan untuk bersedih, di situlah momen kamu untuk bangkit, untuk kembali menemukan sebuah kebahagiaan.
Banyak cara kamu untuk menemukan kebahagiaanmu kambali. Mungkin bisa dimulai dengan hal-hal mudah. Lakukanlah hal-hal yang kamu sukai.

Jika kamu suka bermain musik, maka mainkanlah alat musik favorit kamu.
Jika kamu suka menyanyi, maka nyanyikanlah lagu yang sesuai dengan keadaan yang kamu rasakan.
Namun jika kamu hanya suka mengingat, maka ingatlah sebuah pelajaran sekolah. Karena mengingat kenangan bersamanya, hanya akan membuat hatimu tersiksa.

Kamu tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi setelah perpisahan? Jawabannya tergantung sikap dan tindakan kamu setelah mengalami perpisahan. Jika kamu memilih untuk bangkit, percayalah! Kamu akan menemukan kebahagiaanmu kembali. Karena, bangkit saat terluka adalah hal luar biasa yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang lemah. 
Namun, jika kamu hanya termenung dan terpuruk, percayalah! Kamu tidak akan menemukan kebahagiaanmu. Karena, jika kamu hanya merenungkan masa lalu, itu adalah tindakan yang salah. Karena intinya, masa lalu tidak akan bisa merubah masa depan.

Pada Akhirnya,
Kamu harus mengerti, bahwa perpisahan itu nyata! Kita harus seperti hujan yang turun. Ikhlas, menerima, rela, dan tidak melawan. Karena kamu akan paham di akhir, bahwa perpisahan ada bukan untuk memisahkan, melainkan untuk bertemu kembali. Bahwa perpisahan ada bukan untuk membuat kamu tidak kenal lagi, melainkan tetap saling sapa saat adanya pertemuan kembali.

Pada akhirnya,
Kamu harus mengerti, bahwa perpisahan itu nyata! Kita harus seperti air yang berada di sungai. Menjalani dengan alurnya. Tidak mengeluh. Tidak meronta. Karena air itu akan tahu jika terus mengikuti alurnya, maka dia akan berakhir di tempat yang benar-benar adalah tempatnya, yaitu laut. Seperti hidup. Sudah ada alur dan jalannya. Kita hanya bisa menjalaninya. Namun ingat, takdir itu sudah ada dan tidak bisa diubah, tetapi nasib bisa kita ubah.

Pada akhirnya,
Kamu harus mengerti, bahwa perpisahan itu benar-benar nyata! Sepintar apapun kamu mempertahankan, perpisahan akan terjadi. Sepintar apapun kamu menghindar, perpisahan akan terjadi. Maka, jangan pernah takut akan perpisahan. Perpisahan bukan untuk ditakuti, melainkan untuk dihadapi. Caranya? Hanya menggunakan kedewasaan.


Author/Penulis: Muhamad Fauzian S.
Visit me:
FB: Fauzian Sebastian

Ig: zianovel.aboutstory / fauzian.muhamad

Kenalan dulu yu, karena ada istilah tak kenal maka tak sayang. Ya walaupun terkadang udah lama kenal eh ga disayang-sayang. Giliran udah kenal dan udah sayang, eh malah ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.

Share this

Previous
Next Post »