PERPISAHAN ITU NYATA
Hai perpisahan, kamu awalnya tidak
terlihat.
Siapa
pribadi yang menyangka saat berawalnya suatu hubungan, kamu langsung memikirkan
dan melihat perpisahan? Tidak mungkin. Hubungan itu akan berawal dengan
bahagia, pasti. Baik hubungan pertemanan, persahabatan, kekeluargaan, maupun
percintaan. Dalam pertemanan, siapa yang berfikir bahwa ketika kamu menemukan
teman, kamu langsung berfikir akan berpisah dengannya? Tidak ada yang seperti
itu. Atau siapa yang berfikir ketika anggota keluargamu melahirkan, kamu
langsung melihat perpisahan? Tidak mungkin. Atau yang terakhir percintaan,
ketika kamu awal menjalani hubungan dengan kekasihmu, kamu langsung berfikiran
untuk langsung berpisah? Tidak, kamu akan merasakan bahagia di awal itu. Hubungan
akan sangat terasa indah jika dilihat dari awal, karena tidak ada jenis
perpisahan yang berada di awal, apapun itu.
Layaknya
senja, memanglah terkadang terlihat sangat indah, namun kadang juga terlihat
sangat buruk. Tapi kamu harus sadar. Senja adalah simbol perpisahan pada suatu
hari, yang berarti berpisahnya terang menjadi gelap. Senja memang terkadang
sangat indah ketika cahaya matahari terbenam menandakan hari akan berakhir,
seperti hubungan yang berakhir dengan momen yang indah dan tidak akan terlupakan
(perpisahan yang indah). Namun terkadang, ada senja yang terlihat buruk. Yaitu
ketika awan hitam dan kabut menutupi indahnya matahari yang sedang terbenam,
itu akan membuat waktu senja menjadi gelap. Seperti hubungan, yang terkadang
akan berakhir dengan buruk, yang berarti salah satu atau keduanya akan
sama-sama tersakiti.
Hai perpisahan, kamu semakin tidak
terlihat.
Semakin
bahagianya suatu hubungan, maka semakin lupanya kamu terhadap perpisahan.
Sebagai contoh, ketika kamu menjalani hubungan dengan kekasihmu, kamu akan
merasakan kebahagiaan yang mungkin menjadikan hidupmu lebih indah. Mutlak, hal
itu akan membuatmu lupa dengan yang namanya perpisahan. Kebahagiaan akan
menutupi pandangan kamu terhadap perpisahan. Siapa pribadi yang sedang bahagia-bahagianya
dalam suatu hubungan, lalu kamu berfikir untuk berpisah. Apakah ada orang waras
seperti itu? Tidak ada.
Yang
namanya hubungan ya pasti ada pahit-manisnya. Apa sih hubungan terbaik dalam
hidup? Jawaban terbaiknya adalah hubungan pertemanan ataupun persahabatan.
Dalam hidup, pasti ada dong yang namanya mantan pacar? Tapi tidak mungkin ada
yang namanya mantan sahabat. Bahkan ketika maut datang ke sahabat kita, kita
akan tetap menyebutnya sahabat. Bukan mantan sahabat.
Aku
punya argumen tentang yang namanya hubungan. Baik hubungan pertemenan,
kekeluargaan, maupun percintaan. Kamu tidak akan pernah peduli dengan perkataan
seburuk apapun yang berkaitan tentang hubunganmu. Kamu akan merasakan bodo amat
tentang apa yang mereka katakan. Karena kamu sadar, yang menjalankan suatu hubungan
ya kamu, bukan orang lain. Tetapi, ada saatnya kamu harus mendengarkan apa kata
orang-orang terdekatmu yang berkata tentang hubunganmu. Karena ada kalanya
ketika mereka komentar tentang hubungan kita, itu artinya mereka peduli dengan
kita. Mereka akan memberi tahu sesuatu tentang kebenaran. Kita tidak boleh
egois dengan tidak mendengarkan mereka.
Hai perpisahan, kamu sudah
benar-benar tidak terlihat.
Ketika
Tuhan memberikanmu kenikmatan berupa kenyamanan yang kamu rasakan, maka kamu
akan menikmati itu. Tanpa sadar, bahwa perpisahan telah menunggu di depan sana.
Perpisahan itu selalu menunggu, baik nanti waktu dan jarak yang akan
memisahkan, ataupun maut yang juga dapat memisahkan. Dalam hidup, harta bisa
membuatmu lupa akan kematian. Dalam hubungan, kenyamanan dan kebahagiaan bisa
membuatmu lupa akan perpisahan.
Sesuatu
yang dapat membuat kita lupa akan segala hal itu adalah kebahagiaaan. Dan
sesuatu yang dapat membuat kita ingat akan segala hal itu adalah kesusahan. Ingat,
sebahagia-bahagianya kamu, senyaman-nyamannya kamu, perpisahan akan tetap
menunggumu di akhir.
Hai perpisahan, ketika kamu tidak
terlihat, kamu tiba-tiba mengejutkanku.
Ketika
kenyamanan dan kebahagiaan telah membuatmu lupa akan perpisahan, maka itu
adalah kesalahan yang mutlak, perpisahan akan langsung menghentak dan itu
adalah pukulan yang sangat telak. Biasanya pasangan yang sedang masa
bahagia-bahagianya, tidak akan menyangka bahwa hal yang namanya perpisahan akan
datang secepat itu. Atau biasanya persahabatan yang selama ini membuat kamu
nyaman dan membuat hidup kamu lebih berwarna, akan rusak oleh hal yang namanya
perpisahan. Semua yang berharga dan akan dihabiskan sedikit-demi sedikit oleh
sang waktu. Cepat atau lambat, waktu itu akan datang. Entah berakhir baik
ataupun buruk, karena selebihnya itu adalah rencana Tuhan.
Aku
adalah salah satu dari banyaknya korban yang tidak mempercayai perpisahan. Aku
mempunyai suatu kisah percintaan yang indah dengan alur yang jauh dari kata
buruk. Seorang wanita itu benar-benar membuat hidupku lebih berwarna dan tidak
monoton. Dia mengajarkanku apa arti sebenarnya dari dari cinta yang tulus, hingga
akhirnya menjadikanku pribadi yang dewasa. Karena menurutku, kebahagiaan yang
sesunggunya yaitu ketika kita bisa memiliki seseorang yang benar-benar kita
cintai. Memiliki hubungannya, bahagianya, cintanya, rindunya, raganya dan juga
hatinya. Ada satu hal yang terlewat menurutku, jika kita memiliki hubungannya,
maka kita juga mutlak memiliki perpisahannya. Hubungan itu dasarnya adalah
pertemuan. Sudah hukum alam jika ada pertemuan, ya pasti ujungnya pun ada
perpisahan.
Aku
lupa akan semuanya, aku menikmati hubungan ini tanpa mempercayai perpisahan.
Ketika semua berjalan seperti yang diharapkan, ada satu hal yang awalnya tidak
terlihat, namun menghentak di akhir. Ya, namanya perpisahan. Bukan maut yang
memisahkan, melainkan waktu. Waktu telah memberikan suatu fakta dan pernyataan
yang menjadikan itu adalah alasan terkuat berakhirnya hubungan ini. Pernah kamu
bayangkan ketika hubungan harus berakhir saat masih sayang-sayangnya. Bagaimana
rasanya? Tidak bisa dijelaskan. Karena pada dasarnya, kita akan mengerti
perasaan seseorang ketika kita benar-benar ada di posisi itu.
Semua
ini telah berakhir, inilah yang dimaksud akhir dari sebuah hubungan itu hanya
perpisahan.
Hai Perpisahan, kamu begitu jahat.
Adakah
hati yang begitu seenang ketika masa hubungan kamu sedang bahagia-bahagianya,
tiba-tiba kamu harus dipaksa untuk berpisah? Menurutku tidak ada. Karena siapa
yang mengharapkan adanya perpisahan dalam hubungan yang didalamnya penuh kebahagiaan.
Jelas,
mutlak, dan telak, bahwa perpisahan itu jahat. Itu kalimat yang tepat.
Perpisahan itu sekutu dengan waktu, dia akan menghabiskan sesuatu yang sehalus
kapas maupun sekeras batu. Tidak akan ada hal yang sekejam waktu. Dia akan
menikam semua hal yang sudah habis pada masanya.
Namun
kamu harus tahu, waktu tidak akan sekejam itu. Dia akan memberikanmu kesempatan
untuk berfikir, bahwa ada hal yang baik dibalik perpisahan itu. Tergantung cara
kita berfikir. Karena pada intinya, Tuhan selalu mempunyai rencana terkait
perpisahan yang menimpa seseorang. Kita harus yakin itu, agar kita bisa bangkit
untuk menemukan kebahagiaanmu sendiri.
Hai perpisahan, kamu telah membuatku
dewasa.
Jika
kita mempunyai pandangan yang buruk terhadap sesuatu, maka semua hal yang
berkaitan dengan itu akan selalu buruk. Padahal, Tuhan menciptakan sesuatu
pasti ada sisi baik dan buruknya, termasuk perpisahan. Tuhan menciptakan
perpisahan bukanlah menakdirkan kita untuk tidak bertemu lagi, namun Tuhan
menciptakan itu agar kita bisa bertemu lagi di lain waktu. Karena pada
dasarnya, kita jangan bersedih ketika adanya perpisahan dan tidak bertemu lagi.
Bersedihlah kita ketika bertemu lagi, namun seseorang itu sudah tidak lagi
mengenal kita.
Kamu
semua harus sadar, Tuhan menciptakan perpisahan bukan agar kita menangis.
Melainkan agar kita bisa lebih dewasa dan bijak mengahadapi sesuatu. Karena
banyak sekali orang yang bisa membuat kata-kata bijak dan dewasa, namun tidak
banyak orang yang dapat berperilaku dewasa dan bijak sesuai dengan kata-kata
yang telah ia buat.
Sekarang
kamu harus bangkit dari perpisahan. Memang, wajar jika kita bersedih saat
adanya perpisahan. Biarkan saja, jangan melawan. Biarkan dirimu bersedih.
Biarkan dirimu meratapi. Karena perpisahan itu adalah sebuah kehilangan. Karena
pada dasarnya, sebuah kehilangan adalah pukulan telak. Kita pantas untuk
bersedih ketika adanya perpisahan. Namun akan ada masanya kamu bosan untuk
bersedih, di situlah momen kamu untuk bangkit, untuk kembali menemukan sebuah
kebahagiaan.
Banyak
cara kamu untuk menemukan kebahagiaanmu kambali. Mungkin bisa dimulai dengan
hal-hal mudah. Lakukanlah hal-hal yang kamu sukai.
Jika kamu suka bermain musik, maka
mainkanlah alat musik favorit kamu.
Jika kamu suka menyanyi, maka
nyanyikanlah lagu yang sesuai dengan keadaan yang kamu rasakan.
Namun jika kamu hanya suka mengingat,
maka ingatlah sebuah pelajaran sekolah. Karena mengingat kenangan bersamanya,
hanya akan membuat hatimu tersiksa.
Kamu
tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi setelah perpisahan? Jawabannya
tergantung sikap dan tindakan kamu setelah mengalami perpisahan. Jika kamu
memilih untuk bangkit, percayalah! Kamu akan menemukan kebahagiaanmu kembali. Karena, bangkit saat terluka adalah hal luar
biasa yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang lemah.
Namun, jika kamu
hanya termenung dan terpuruk, percayalah! Kamu tidak akan menemukan
kebahagiaanmu. Karena, jika kamu hanya
merenungkan masa lalu, itu adalah tindakan yang salah. Karena intinya, masa
lalu tidak akan bisa merubah masa depan.
Pada Akhirnya,
Kamu
harus mengerti, bahwa perpisahan itu nyata! Kita harus seperti hujan yang
turun. Ikhlas, menerima, rela, dan tidak melawan. Karena kamu akan paham di
akhir, bahwa perpisahan ada bukan untuk memisahkan, melainkan untuk bertemu kembali.
Bahwa perpisahan ada bukan untuk membuat kamu tidak kenal lagi, melainkan tetap
saling sapa saat adanya pertemuan kembali.
Pada akhirnya,
Kamu
harus mengerti, bahwa perpisahan itu nyata! Kita harus seperti air yang berada
di sungai. Menjalani dengan alurnya. Tidak mengeluh. Tidak meronta. Karena air
itu akan tahu jika terus mengikuti alurnya, maka dia akan berakhir di tempat
yang benar-benar adalah tempatnya, yaitu laut. Seperti hidup. Sudah ada alur
dan jalannya. Kita hanya bisa menjalaninya. Namun ingat, takdir itu sudah ada
dan tidak bisa diubah, tetapi nasib bisa kita ubah.
Pada akhirnya,
Kamu
harus mengerti, bahwa perpisahan itu benar-benar nyata! Sepintar apapun kamu
mempertahankan, perpisahan akan terjadi. Sepintar apapun kamu menghindar,
perpisahan akan terjadi. Maka, jangan
pernah takut akan perpisahan. Perpisahan bukan untuk ditakuti, melainkan untuk
dihadapi. Caranya? Hanya menggunakan kedewasaan.
Author/Penulis:
Muhamad Fauzian S.
Visit
me:
FB:
Fauzian Sebastian
Ig:
zianovel.aboutstory / fauzian.muhamad