Merasa bersalah dengan
perasaan ini. Inti pusat dari hatiku berkata bahwa ia sedang mengalami
guncangan yang serius didalamnya. Namun itu adalah kesalahannya sendiri, bukan
kesalahan dari orang lain.
Bersiaplah
dengan apapun yang sedang dihadapi. Karena pada intinya, hati yang terluka,
adalah hati yang penuh dengan duka dan dapat menimbulkan petaka. Aku tidak
layak menyalahkan siapapun dalam hal ini, karena ini adalah kesalahanku
sendiri.
Jujur,
rasa sayangku ke dia melebihi dari apa yang telah aku rencanakan. Apa artinya
cinta ini jika hanya sebelah pihak saja yang merasakan. Kamu adalah makhluk
suci tanpa dosa dihadapanku, tak ada setitik noda pun yang membuat kamu menjadi
seseorang yang bersifat negatif.
Kamu memiliki
seutuhnya hati ini, tetapi aku tidak setitikpun memiliki hatimu yang suci itu. Diriku
hanyalah seseorang yang tidak membutuhkan barang dan uang, tetapi membutuhkan kasih
sayang. Apa kamu sanggup memberikanku itu? Tidak, kamu tidak akan sanggup.
Jika
mencintaimu adalah uang, maka diriku akan menjadi orang terkaya sedunia karena
tidak akan ada yang mengalahkan rasa sayangku ke kamu. Mungkin kamu akan sadar
ketika kain kapan telah melilitku dan meninggalkan kamu selama-lamanya.
Apakah
diriku ada dalam rencana masa depanmu? Itu yang selalu aku dambakan dalam
mimpiku. Didekatmu, cita-citaku hanyalah menjadi telinga. Mendengarkan suaramu
adalah alasanku tetap ada didunia.
Melihatmu
adalah pemandangan terindah yang membuat hatiku semakin berdarah. Mendengarmu
adalah rangkaian nada yang membuatku semakin berdetak dalam dada. Mengingatmu,
adalah penyiksaan terbaik yang membuat mata ini meneteskan air matanya disetiap
detik.
Tentangmu,
bagaikan kopi. Memang pahit, tetapi dapat menenangkan hati.
Batin
ini terasa sakit karena dirimu tidak kunjung datang menjenguknya dan
mengobatinya. Datanglah untuk berada disampingku dengan air mata kebahagiaan
yang akan membangun sebuah kesempurnaan. Jika merindukanmu adalah dosa, maka
siapkanlah beribu-ribu catatan untuk terus menuliskan dosa.
Tentangmu,
bagaikan menara. Memang harapan yang tinggi, tetapi biarlah hati ini
bersayonara.
Batin
ini terlalu terjepit dengan keadaan yang semakin sakit. Hal yang aku butuhkan
hanya satu, yaitu dirimu. Jika mencintaimu adalah kebohongan, maka aku rela
hidup ini selalu berbohong.
Tentangmu,
bagaikan rumah. Kau membuatku nyaman, tetapi kamu tidak bersalah.
Batin
ini terlalu menyalahkanmu, padahal diriku yang sengaja mencintaimu dan
menyayangimu tanpa kamu suruh. Namun, batin ini yang menyalahkanmu ketika ia
sedang terpuruk seperti ini. Jika mengharapkanmu adalah salah, maka aku adalah
orang yang tidak pernah benar.
Batin
(n) Sesuatu yang
menyangkut jiwa atau perasaan hati
Diving
(n) pemain yang sengaja
menjatuhkan diri, seolah-olah dilanggar oleh lawan, padahal dirinya sendiri
yang menjatuhkan dirinya.
“Ungkapan ini mengisahkan hati ini yang terjatuh dan terpuruk
seakan-akan oleh orang lain, padahal dirinya sendiri yang membuat hatinya
terjatuh dan terpuruk”
Muhamad Fauzian S.