Hari
itu adalah hari yang menyenangkan, aku dapat menjalani hidup walau rasanya
sangat redup. Rasa ini seperti bakat yang terlalu pekat dengan waktu yang sangat
kilat. Teh manisku berubah menjadi pahit hanya dengan mengingat rasa sakit.
Jatuh cinta dengan tidak sengaja justru lebih menyakitkan
dibandingkan dengan jatuh cinta secara sengaja. Karena cinta itu tentang
perasaan hati, bukan tentang bunga melati yang lama-lama akan mati.
Bagiku, rasa ini bukanlah hal yang salah. Mengapa? Karena
perasaanku ini dibuat dengan matang dan selalu tenang, serta mengenyampingkan
kata menang untuk menjadikan suatu perasaan yang senang.
Keputusanku bulat untuk mencintaimu karena satu hal, kamu
adalah makhluk sempurna yang tiada duanya. Dalam kesunyian, aku selalu
tertunduk lesu dan hanya bisa membisu untuk memanjatkan do’a secara khusyu.
Hari-hari untuk mencintaimu pun dimulai. Kita berada
dibawah angkasa yang sama, tetapi kenyataannya atmosfer kita jauh berbeda. Aku merindukanmu
bagaikan hujan yang merindukan pelangi. Aku masih mengingat satu hal ketika
kamu menyapaku dengan senyuman manismu, kamu memberikan tatapan yang sempurna
sehingga membuatku terpana walau ujungnya, aku menjadi merana.
Akupun mengingat semangkuk siomay yang membuat kita
dekat. Kamu sengaja memberikannya padaku yang membuatku bingung hingga akhirnya
kamu memberikan itu untuk aku bawakan, lalu kamu hidang. Candaanmu terlalu
membuatku terbawa arus cinta yang telah kau ciptakan.
Rasa ini entah siapa yang menciptakan, yang pasti rasa
ini datang dari hatiku yang paling dalam. Apakah kamu merasakan hal itu? Tidak,
kamu tidak akan merasakan getaran cinta ini yang menurutku getarannya jauh
lebih besar dari getaran apapun. Apakah aku ada dalam rencana masa depanmu?
Berikanlah aku ruang dihatimu karena hatiku sudah tidak memiliki ruang lagi
yang diisi penuh oleh kamu seorang.
Masa depan adalah masa yang paling kutunggu. Kamu adalah
alasan dasar yang membuatku menunggu hal itu. Denganmu, masa depanku adalah kebahagiaan
yang tertuai melalui lukisan yang menghiasi pertikaian cinta kita yang penuh
dengan kedamaian.. Sekarang, kata K.I.T.A masih terpisahkan oleh tanda titik. Suatu
nanti, titik itu akan menjadi hujan rintik yang akan menghilang di setiap detik
dan membuat sebuah kata KITA.
Kini, aku sudah terlanjur membuat keputusan untuk mencintaimu.
Jujur, ini adalah keputusan yang sangat beresiko dan dapat menilmbulkan
kesalahan fatal karena dirimu belum siap menerima sebuah cinta yang besar. Percayalah,
jiwa ini hanya untuk kamu seorang. Halus, dan bersifat tulus untuk masa depanku
denganmu yang akan berjalan mulus.
Denganmu, cinta ini terasa indah.
Ya, cinta ini tak akan habis karena cintaku ke kamu
selalu didaur ulang disetiap detiknya. Tak akan pernah habis dan terkikis,
justru akan selalu bertambah di setiap detiknya tanpa sedikitpun menipis. Bersamamu,
waktu ini terasa berharga karena aku selalu menjaga untuk menimbulkan rasa
bangga.
Denganmu, cinta ini terasa sulit.
Ya, rasa sayangku ke kamu tidak sesulit cinta kamu ke aku.
Aku seperti secangkir teh yang kau lewatkan di lain meja, yang tak teraduk
menjadi dingin dalam hambar yang sempurna. Aku merasa bahwa kesulitan ini akan
menjadi cerita indah di lain waktu. Aku akan menceritakan kisahku yang berjuang
mencintai kamu ke anak-anak kita.
Denganmu, cinta ini terasa salah.
Ya, semakin lama aku merasakan ini, semakin berfikir
bahwa mencintaimu adalah hal yang salah. Karena cintaku hanya sebatas melihatmu
dari kejauhan yang lama-lama menghilang dari pandangan. Aku merasa bahwa diriku
tidak pantas menjadi milikmu, tetapi dilain sisi, aku merasakan hal yang beda. Yaitu
bahwa cinta yang terasa salah, akan berubah secara patah untuk menjadikan cinta
yang berubah menjadi indah.
Blunder
(n)
kesalahan pemain yang berakibat fatal pada timnya.
Asmara
(n)
perasaan sayang dan cinta kepada seseorang.
“Ungkapan ini mengungkapkan rasa cinta
seseorang yang merasa bahwa keputusannya untuk mencintainya itu salah dan akan
berakibat fatal pada hatinya. Tetapi, rasa sayang dan cintanya yang besar itu
mengalahkan rasa bersalahnya itu.”
Muhamad Fauzian S.