ULASAN “Show Off is Mainstream”

ULASAN “Show Off is Mainstream”

            Yoyoyoyo whats up! Kembali lagi bersama @Zianovel. Hai? Apa kabar? Sudah makan? Sudah mandi? Ga usah dijawab deh kayanya ga penting. Oke kali ini saya akan membahas sebuah topik. Ya saya capek membuat cerita terus, jadi kali ini kita bahas-bahasan yo, kayanya seru juga nih. Oh ya, asal kalian tahu ini adalah argumentasi saya. Setiap orang punya hak untuk berpendapat. Jadi ya kalian boleh setuju dan tidak terhadap argumentasi saya. Oke kita masuk yu ke topik. Cekidoootttttttt.............
            Show off. Apa itu? Ya, awalnya saya juga tidak tahu apa arti dari kata tersebut. Tapi sekarang saya tau, ya kalo saya ga tau mau apa saya bahas. Show off itu artinya adalah pamer. Sudah tidak asing bukan di telinga kita? Memang, pamer adalah Indonesia banget. Mengapa saya berkata seperti itu? Ya karena saya juga suka pamer-pameran gitu. Tapi ga terlalu berlebihan. Orang Indonesia itu memang jago banget dalam hal pamer. Pamer dalam segala hal. Dari mulai harta, hangout, pacaran, mesra-mesraan, berantem, sindir-sindiran, ya pokoknya banyak banget.
            Pamer memanglah hal yang wajar. Namun, sangat tidak baik jika pamer secara berlebihan. Hal apapun tidak baik jika berlebihan. Apalagi dalam hal pamer. Disini saya akan membahas pamer dalam beberapa hal. Ya itu juga analisis dari saya sendiri.
1.      Kemampuan dan Prestasi.
Terkadang manusia itu lupa diri. Dia suka menyombongkan kemampuan dan prestasinya seakan-akan dialah yang terbaik. Padahal kemampuannya tak seberapa, hanya saja gayanya yang terlalu besar. Biasanya ia akan memamerkan kemampuannya di sosial media ataupun di media lain. Jujur saya pribadi pun seperti itu, tapi saya tidak terlalu berlebihan. Saya hanya menginformasikan saja, tanpa memperlihatkan secara berleihan tentang kemampuan saya. Banyak sekali orang yang merasa ia hebat. Saya kasih tahu, kemampuan dan prestasi kita tuh sudah terlihat hebat jika 2 hal itu di upload dan dibanggakan oleh orang lain. Ngerti? Maksud saya, ketika kita meraih prestasi. Lalu, ada orang lain yang memamerkan dan membanggakan kita di sosmed. Nah disitulah kalian sudah sedikit terlihat hebat. Itu berarti prestasi kita sudah dihargai oleh orang lain tanpa kita membangga-banggakan diri sendiri. Jangan terlalu dibangga-banggakan. Kita belum punya apa-apa jika dibandingkan dengan orang-orang hebat di luar sana. Tetaplah kembangkan kemampuan kita untuk meraih prestasi yang lebih, tidak usah diumbar-umbar. Nanti orang lain juga bakal tau seberapa hebat kita.

2.      Harta
Nah, ini dia penyakit anak muda jaman sekarang. Pamerin harta. Masih mending kalo harta dia. Nah anak jaman sekarang mah yang dipamerin adalah harta orang tuanya. Bahkan lebih parahnya harta orang lain. Yaelah emang apa si untungnya. Pengen keliatan kaya? Ya gausah pamer. Jadi wirausaha, terus sukses. Nah baru bakal keliatan kaya. Ya kan? Kita harusnya jangan bangga dengan harta orang tua, tapi bersyukur. Itu harta mereka. Kita harusnya berusaha agar lebih dari mereka. Ingat! Kehidupan itu layaknya roda yang bisa berputar. Mungkin saja kita bahagia sekarang dengan harta orang tua kita. Nah coba kalo kita terlalu menikmati harta mereka, jika 10-20 tahun lagi mereka sudah tidak ada dan selama itu kita hanya menikmati saja, maka harta itu akan habis dan hidup kita akan ada di bawah. Untuk memperlihatkan harta kita, tidak usah upload-upload ke sana sini. Usaha saja untuk sukses dan mapan, maka orang lain juga bakal melihat posisi kita kok.

3.      Hubungan Percintaan
Entah mengapa anak-anak jaman sekarang itu pada pamerin hubungannya. Ketika bahagia, status-status romantisnya keluar. Lalu screenshot berupa chat romantis dari pasangannya pun diumbar-umbar di sosmed. Ketika dikomen “Gausah ngumbar-ngumbar.” Mereka malah menjawab “Ga ngumbar, cuma posting aja”. Selalu gitu. Niatnya cuma pengen orang lain iri jika melihat postingannya. Yang saya rasakan justru bukanlah iri, tetapi jijik. Ketika hubungannya bahagia, diumbar. Dan ketika hubungannya lagi berantem pun sama saja diumbar. Entah, hidup macam apa itu. Namun ketika saya simpulkan dari beberapa sampel, orang yang suka posting-posting seperti itu dengan niat membuat orang lain iri, adalah orang yang justru suka iri melihat keromantisan hubungan orang lain. Fakta membuktikan seperti itu. Ketika ada temannya yang nyatanya lebih romantis walaupun jarang posting dibanding dengan nya yang suka update, maka dia akan sedikit stress dan iri melihatnya. Dia akan merasa badmood dan akan berdampak ke muka nya yang akan melihatkan ekspresi cemberutnya. Kembali saya ucap, hubungan kita sudah romantis ketika orang lain yang menilai  dan mengucapkannya. Bukan kita yang mengumbar-ngumbarkannya. Jalani saja hubungan kita dengan pasangan kita, tidak usah diumbar-umbar, tidak usah ingin terlihat bahagia dan tidak usah ingin terlihat romantis. Jalanin aja apa adanya.

4.      Kegiatan apapun itu.
Ini yang terakhir, anak-anak jaman sekarang sudah bukan rahasia umum lagi jika mereka memamerkan kehidupan sehari-harinya. Entah apa yang ada di fikiran mereka termasuk saya. Untuk menginformasikan saja sih wajar, tapi masalahnya ini orang biasanya melebih-lebihkannya. Contohnya, ketika orang ini makan di restoran yang mahal, dia pertama kali ke situ. Sampe akhirnya dia foto semua makanannya, terus di upload ke sosmed? Biar apa? Biar orang lain tau bahwa dia pernah ke restoran itu? Alasan yang bad. Jaman sekarang, justru orang-orang yang narsis seperti itu, adalah orang yang *mohon maaf ya, bukan orang yang kaya-kaya, tetapi orang yang menengah kebawah. Logikanya, orang-orang kaya yang sering hangout atau makan di restoran elit itu pasti sudah terbiasa datang ke tempat-tempat seperti itu. Malahan, orang-orang yang menengah kebawah lah yang mempunyai gaya yang berlebihan. Sampai-sampai, gelas bekas minumnya saja sampai difoto dan di upload ke sosmed. Itu berlebihan sob, ga baik. Justru itu terlihat norak. Jadilah orang yang sesuai dengan sebesar apa ekonomi kita. Gaya dan isi dompet itu harus disesuaikan. Jangan terlalu dilebih-lebihkan. Jadi orang jangan gaya yang diutamakan. Memang sih, gaya atau style itu penting. Tapi jika itu berlebihan, maka akan terlihat norak. Lebih baik apa adanya. Karena hidup apa adanya itu bakal jauh dari yang namanya beban.

Nah, itu argumentasi saya tentang show off. Mungkin kalian bisa setuju dan bisa saja tidak setuju. Karena setiap orang itu bebas berpendapat. Ya intinya sih pamer itu boleh-boleh saja. Karena itu hal yang manusiawi. Manusia butuh pamer untuk mempromosikan kehidupannya. Namun perlu diingat, jika pamer secara berlebih, maka itu tidak terlalu baik. Bakal terlihat norak. Apa adanya aja, pamer itu tidak usah dilebih-lebihkan. Jadi saya rasa, bagi orang Indonesia show off is mainstream, ataupun pamer itu sudah terbiasa.
Yaaaa segitu aja ya ulasan tentang show off is mainstream. Kurang lebih nya mohon dilebihkan. Eh, maksudnya dimaafkan. Pamerlah apa adanya, jangan terlalu berlebihan. HIDUP PAMER!
            Jika ada yang mau berkomentar, silahkan isi di kolom yang sudah disediakan.


Penulis: Muhamad Fauzian
Ig: fauzian.muhamad
Tweet: @fauzianmuhamad6

Fb: Fauzian Sebastian

CERPEN "Hidup Itu Tentang Sistem Trial and Error"

CERPEN Hidup Itu Tentang Sistem Trial and Error

Hari ini, adalah hari sabtu. Itu berarti, besok adalah hari minggu dan kemarin adalah hari jum’at. Itu  mungkin info terburuk, tapi aku sengaja menulisnya untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Seperti biasa, aku sudah rapih karena semenit yang lalu aku sudah sisiran rambut.
Aku bernama Jean, berwajah tampan dan bertubuh atletis, itu juga kata mamah. Tidak pernah merokok dan tidak pernah keluar malam, tapi sering mandi wajib. Aku adalah anak baik, karena jika jahat, aku akan membunuh kalian semua. Sayangnya aku terlalu baik, makanya sering ditolak cewek dengan alasan “Kamu kurang jahat buat aku”. Ya seperti itulah kira-kira. Dengan kekurangan dan kelebihanku, aku senang menjalani hidup ini.
Seperti biasa, jika aku sudah mandi, aku akan menatap cermin dengan begitu lama untuk mengamati seluruh tubuhku, lalu aku berlagak seperti artis yang terkenal. Seperti itulah aku, orang yang sering mengkhayal. Aku selalu ingin terlihat rapih, karena aku suka dengan kerapihan. Untuk hari ini aku memakai celana hitam panjang dan kaos kuning. Seperti itulah style ­ku. Simpel dan keren.
Hari ini, ada satu agenda yang akan aku jalani. Yaitu membuat SIM C (Surat Izin mengemudi). Aku untuk pertama kalinya mencoba tes itu. Apa salahnya untuk mencoba? Hidup itu tidak akan indah jika tidak berani mencoba. Tentunya mencoba untuk hal yang positif, tetapi tidak semua hal yang positif. Karena tidak semua hal yang positif bisa untuk dicoba. Contohnya positif hamil, itu bahaya bagi kalian yang belum menikah. “HINDARI HAMIL DI LUAR NIKAH”. Yahh jadi iklan. Lanjut cerita dah.
Dengan semangatnya aku memacu motorku ke PEMDA (Pemerintah Daerah) untuk mencoba membuat sim ku. Jalanan begitu macet. Maklum, jalur puncak sudah biasa macet. Jadi aku rasa, ini adalah hal yang terlalu mainstream. Karena kemampuan mengendarai motorku seperti Valentino Rossi, maka dengan mudahnya aku melewati kendaraan-kendaraan yang ada di depanku. Debu, polusi, dan keringat mulai mengotori wajahku. Tapi untungnya tadi aku sudah memakai sabun cuci muka bermerk *Tettttttt (disensor).
Begitu lama aku di perjalanan, karena kebetulan jarak rumahku dengan lokasinya cukup jauh. Aku putuskan berhenti dulu di pinggir jalan untuk membeli gorengan favoritku jika aku sedang perjalanan jauh. Tapi ketika aku lihat, tempatnya sudah ganti. Dia sudah tidak menjual gorengan, tetapi menjual minyak kadal. Aku ingin kecewa dan merenung, tapi sayangnya aku tidak se alay itu. Aku putuskan untuk melanjutkan perjalanannya.
Ketika aku sampai di sana, begitu terkejutnya aku. Di samping kantor polisi, sudah banyak orang yang antri. Bahkan ratusan orang. Aku sudah down karena aku yakin, aku harus membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu giliranku. Namun ketika aku cari tahu, mereka antri untuk mendapatkan kupon kurban, bukan untuk membuat sim. Karena kebetulan 2 hari lagi adalah Idul Adha. Aku mendengarnya beegitu tenang dan aku ambil kesimpulan. Hidup itu jangan so tau sebelum kita benar-benar tau seutuhnya. Hal yang kita duga, belum tentu benar.
Aku masuk ke kantor polisinya dan mendaftar untuk membuat sim. Karena masih pagi, aku mendapatkan nomor antri pertama. Dengan senangnya aku memasuki ruang praktik ujiannya. Aku begitu grogi, karena aku sadar ini tidak mudah karena ini adalah yang pertama kalinya.
Sekitar 4 jam, aku menyelesaikannya. Aku begitu dagdigdug menunngu hasilnya. Namun sayangnya aku tidak lulus. Aku tidak mendapatkan sim itu. Aku sedikit stress mendengarnya. Karena jarak antara rumah dan lokasi pembuatan sim begitu jauh. Kali ini aku begitu kecewa dan merenung. Ya, sekarang aku se alay itu.
Ketika aku sedang melamun, ada seorang polisi mendatangiku. Dia duduk disebelahku. Lalu dia bilang.
“Kenapa dek?” tanya pak Polisi.
“Saya ga lulus ujian sim pak.” Jawab saya
“Udah berapa kali ikutan ujian?”
“Baru aja nyoba sekali pak. Rumah saya jauh pak dari sini.”
“Hebat dek!”
“Hebat apanya pak orang saya ga lulus ujian simnya. Ngeledek”
“Adek hebat udah mau nyoba.”
“Maksudnya?”
“Hidup tuh gitu. Harus berani mencoba. Jika kita tidak berani mencoba, maka kita tidak akan menghasilkan apa-apa.”
“Saya ini sudah mencoba bikin sim, tapi gagal. Tetap aja kan udah mencoba tapi ga menghasilkan apa-apa.”
Dengan memegang bahuku, ia bilang “Siapa bilang dek? Jika kamu sudah mencoba, maka kamu akan menghasilkan sesuatu walaupun kamu gagal. Mengapa saya berkata seperti itu? Karena manusia itu hebat jika berani mencoba. Kegagalan, adalah hal yang biasa. Berani mencoba saja sudah luar biasa. Jika kamu gagal, apa yang kamu dapatkan? PENGALAMAN. Ya, pengalaman adalah guru terbaik dalam sebuah kehidupan. Kamu harus terus mencoba walaupun akhirnya gagal. Hebat dek!”
Lalu, bapak polisi itu pergi begitu saja ketika beres berbicara. Namun aku sadar, apa yang diomongkan oleh pak polisi tadi itu benar. Aku senang mendengar omongannya. Begitu memotivasi. Aku sekarang tidak merenung lagi, tapi tersenyum. Aku putuskan untuk pulang. Dan akan mencobanya di hari lain.
***


Sistem Trial and Error
(n) suatu sistem dari IT (Information Technology), yaitu sistem mencoba-coba dalam perbaikan dari suatu masalah hingga terjadinya error atau kerusakan.

Kesimpulan
Terkadang, hidup itu harus seperti itu. Harus berani mencoba walaupun akhirnya gagal. Jika kita tidak berani mencoba, maka kita tidak akan pernah menghasilkan apa-apa. Jika sudah mencoba, walaupun akhirnya gagal, setidaknya kita akan mendapatkan PENGALAMAN. Apa itu PENGALAMAN? Yaitu guru terbaik dari sebuah kehidupan. Pengalaman akan mengajarkan kita untuk memperbaiki kehidupan di masa yang akan datang.


Muhamad Fauzian S.
Ig: fauzian.muhamad
Tweet: @fauzianmuhamad6

FB: Fauzian Sebastian

My Favourite Teacher

Faisal Tri Ramdani



Nama Lengkap: Faisal Tri R., S.Sos,.MOS
Tanggal Lahir : 1 Maret 1993
Jenis Kelamin  : Laki-laki
Status              : Belum menikah
Kebangsaan     : Indonesia
Agama             : Islam



Biasa dipanggil Pak Faisal ataupun PaFais. Salah satu guru terbaik yang ada di sekolah, yaitu SMK Amaliah. Guru yang masih sangat muda, tetapi aku sebagai muridnya, sangat bangga mempunyai guru seperti dia. Mengapa? Di usianya yang masih muda, dia sudah memberikan yang terbaik kepada murid-muridnya. Itu yang aku rasakan. Aku selalu merasa, ia akan menjadi orang yang sangat hebat. Entah alasannya mengapa, yang jelas aku selalu beranggapan seperti itu.
Setiap detik, ia selalu tersenyum dalam kondisi apapun. Itulah yang menutupi semua kersahan yang ada di hatinya. Cintanya kepada anak-anak ataupun murid-muridnya, sangat tulus. Ia telah memberikan semuanya. Itulah dia.
Pak Faisal ini adalah orang yang sangat tampan, bahkan jika aku berjenis kelamin perempuan, aku akan mengidolakannya dan akan berteriak histeris jika bertemu dengannya. Dia orang yang serba bisa, dia bisa menyanyi, pidato, stand up comedy, bahkan dia bisa bermain kelereng walaupun kelerengnya berbentuk kotak.
Pak Faisal ini mempunyai hobi kopdar, keluar malam, menebang hutan, bermain kelereng, dan menyanyi di kamar mandi. Tapi sayangnya, itu bohong. Karena aku tidak mengetahui hobinya seperti apa. Yang aku tahu, dia sangat rapih. Karena 2 menit yang lalu, dia habis sisiran rambut. Tinggi badannya cukup ideal. Kira-kira 200 cm. Tapi kelebihan. Yang benar kurang lebih 175 cm. Prestasinya pun tidak terhitung, saking banyaknya. Yang saya tahu, dia mempunyai band dan ia sebagai vokalisnya.
Mungkin seperti itulah gambaran dari Pak Faisal. Itu penjelasan yang absurd, tapi ya seperti itulah kira-kira. Kurang lebihnya mohon dilebihkan.



            Lalu mengapa?
            Jujur, sejak awal aku kelas 10, aku tidak pernah mengenalinya lebih dekat. Bahkan aku tidak peduli kepadanya walaupun dia guru terpopuler di sekolah. Aku, adalah orang yang paling murung. Tidak terlalu terobsesi untuk menjadi terkenal. Yang aku tau, aku terpaksa masuk sekolah ini, karena sekolah disini adalah keputusan orang tuaku. Aku tidak memiliki sesuatu yang wow untuk diceritakan di kelas 10.
            Masa-masa terbentuknya jati diriku terdapat pada kelas 11, aku lebih dikenal di kalangan guru, mungkin karena kemampuanku dikelas cukup baik dan memuaskan.
            Disinilah awal ketika aku mengenalnya. Mungkin karena kemampuanku yang cukup baik, aku menjadi salah satu dari 10 siswa terbaik dikelas 11 yang terpilih untuk berangkat PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) di salah satu perusahaan berkualitas di daerah Jakarta. Yang mengurusinya adalah dia, Pak Faisal. Aku benar-benar tidak tahu karakter aslinya. Yang aku tahu, dia guru paling populer di kalangan wanita karena ketampanannya. Tepat hari itu, aku melakukan rapat dengan 9 teman lainnya yang dipimpin oleh dia. Ketika ia berbicara, aku seakan-akan terhipnotis oleh kata-katanya. Kata per kata yang membuat kalimatnya begitu memotivasi. Sejak saat itu, aku mengaguminya walaupun baru sedikit. Aku belum begitu dekat dengannya, dan hanya sebatas kenal antara guru dengan muridnya.
            Seperti itulah, aku mulai membentuk jati diri ini dengan mencontoh perilaku dan kebiasaannya.
            Finalnya adalah kelas 12. Masa terindah yang pernah aku rasakan selama sekolah disini. Walaupun aku belum menyelesaikannya, tapi disinilah masa terbentuknya jati diri ini. Dimulai dengan dipisahnya aku dengan teman-teman sekelas. Disitu, semua teman-temanku tidak mau menerimanya, dan terus mengeluh. Namun, aku selalu belajar untuk menerima sebuah keputusan yang belum bisa diterima. Kedewasaan, yang harus aku pelajari. Tapi akhirnya aku kembali melihat dia, ya, pak Faisal. Aku belajar semua darinya termasuk kedewasaan.
            Kembali, sekolah mempercayakanku untuk mewakili lomba di bidang saya, yaitu bidang IT Networking. Menyenangkan bisa kembali mendapatkan kepercayaan dari sekolah. Tetapi bukan itu yang akan aku ceritakan. Aku kembali dekat dengan subjek dari cerita ini, yaitu Pak Faisal. Mengapa? Karena ialah yang mengantarkanku ke lokasi lomba tersebut. Aku semakin akrab dengannya, dan aku mulai menemukan keasyikan dalam dirinya. Guru seperti ini yang bisa membuatku nyaman dan semakin termotivasi.
            Hingga akhirnya aku mendapatkan predikat juara 3 pada lomba itu, memang targetku menjadi juara 1, tapi itulah hasil yang bisa aku dapatkan. Semua itu berkat kerja keras dan do’a, khususnya dari do’a dari orang tuaku. Pak Faisal juga berperan dalam hal ini. Ia memotivasi muridnya, termasuk aku dan itu sangat membantu. Banyak sekali momen yang saya dapatkan dari lomba itu, bahkan bisa aku jadikan sebuah novel.
            Namun kembali, bukan itu yang akan aku ceritakan. Disini aku melihat sisi yang lain, aku semakin dekat dengan guru ini, ya Pak Faisal. Aku menjadikannya sebagai guru favorit. Dialah yang selalu aku jadikan contoh yang baik. Aku selalu mengambil sisi positifnya.Yang aku inginkan, aku bisa berkomunikasi dengannya walaupun nanti sudah tidak bersekolah disini lagi.
            Sekarang, aku sudah dikenal oleh hampir semua kalangan guru. Bahkan hampir semua murid yang ada di sekolah itu mengenalku. Hidupku lebih nyaman sekarang, aku selalu termotivasi karena dikenal oleh banyak orang. Aku selalu belajar darinya. Sumber motivasi dan inspirasiku ada dalam dirinya.
            Aku berharap akan ada orang seperti dia ketika aku sudah tidak ada di sekolah ini. Aku membutuhkan orang seperti dia yang asik dan membuatku termotivasi. Aku percaya akan berpisah dengannya, tapi aku selalu percaya dia tidak akan melupakanku.
            Aku yakin dia akan menjadi orang hebat, orang yang sangat hebat. Dia akan menjadi orang sangat berguna bagi nusa dan bangsa. Dia akan menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Perjuangan dan jasa-jasanya tidak akan pernah ku lupakan.

Akan ada perpisahan
Hidup itu tentang perpisahan.
Dimana ada pertemuan, maka disitu akan ada perpisahan.
Perpisahan tidak akan melihat situasi dan kondisi.
Perpisahan akan hadir kapanpun ia mau.
Cara menghadapinya, hanya bisa menggunakan keikhlasan dan kedewasaan.

Hidup itu tentang perpisahan.
Mau hubungan percintaan, persahabatan, kekeluargaan, ataupun yang lainnya,
Yang abadi dari sebuah pertemuan, hanyalah perpisahan.
Percayalah! Jika hidup tanpa perpiasahan, maka kita tidak akan pernah paham apa arti dari merelakan.

Hidup itu tentang perpisahan.
Entah orang lain yang menyebabkan, ataupun maut yang akan memisahkan,
Perpisahan akan selalu ada di depan sana.
Namun ingat, perpisahan bukan akhir dari segalanya.
Justru itu adalah awal dari segalanya.
Awal untuk memulai hidup baru,
Awal untuk memulai semangat baru,
Awal untuk memulai jiwa baru.
Jiwa untuk apa? Untuk menghadapi perpisahan-perpisahan yang lainnya.

“Aku awalnya tidak percaya akan perpisahan, namun sebuah momen yang membungkam hidupku telah menyadarkanku akan perpisahan. Dari situ aku belajar, bahwa jika ada pertemuan, pasti suatu saat akan ada perpisahan. Ataupun sebaliknya, jika ada perpisahan, maka suatu saat nanti akan ada pertemuan (lagi).”




            Pesan Untuknya
        Cintai Proses
Di sebagian orang, proses itu selalu terkucilkan.
Layaknya senja, yang indah walaupun tak pernah diperhitungkan.
Semacam hujan, yang dapat menghasilkan indahnya pelangi.
Dan sepahit kopi, yang akan menghasilkan pahit yang dapat dinikmati.

Entah, mengapa di sebagian orang, proses itu tidak begitu dihargai.
Hasil lebih dihargai dibandingkan proses.
Kenapa? Karena yang nampak itu adalah hasil.
Padahal, yang dirasakan sebelumnya adalah proses.

Nikmatilah, proses harus dinikmati.
Tidak akan ada pelangi, jika tidak ada hujan.
Tidak akan ada rasa manis, jika tidak ada rasa pahit.
Dan yang pasti, tidak akan ada hasil, jika tidak ada proses.

Belajarlah mencintai proses.
Memanglah pahit, maka buatlah ia semanis mungkin. Apapun caranya.
Seperti kopi, rasa aslinya memanglah pahit.
Tapi ada gula yang membuatnya menjadi manis dan bisa dinikmati.

“Cintai proses pak, karena hidup akan menghargai proses jika kita mencintainya. Hasil itu adalah simbol, jika kita menikmati proses, maka hasilnya pun tidak akan jauh dari proses. Karena dalam hidup, tidak ada hasil yang menghianati proses. JADIKANLAH PROSES INI SEBAGAI CERITA YANG INDAH KETIKA KITA SUDAH MENDAPATKAN HASIL NANTI.”

         Terus Berjuang
Dalam hidup, rintangan dan cobaan akan selalu ada.
Tergantung cara kita menghadapinya.
Ada yang mengeluh,
Ada yang berjuang,
Ada juga yang berjuang sambil mengeluh.
Yang baik itu berawal dari mengeluh, lalu akhirnya berjuang.

Tetaplah berjuang selagi hati dan fikiran masih mampu.
Karena jika hidup tanpa dibarengi dengan perjuangan,
Maka tidak akan ada hasil yang akan didapatkan.
Biasakan, memerjuangkan semuanya dengan ikhlas.
Kenapa? Karena ketika di satu titik menemukan kegagalan,
Maka hati bisa merelakan dan kembali bangkit untuk berjuang.

Perjuangan itu tidak ada yang sia-sia.
Yang sia-sia hanyalah menyerah.
Hidup masih panjang, maka berikanlah yang terbaik.
Orang hebat adalah orang yang bertindak, bukan orang yang hanya omong saja.
Terkadang, banyak orang yang pintar sekali berbicara.
Tapi sayangnya, mereka tidak sedikitpun bertindak.

Aku selalu yakin bapak akan jadi orang hebat. Tetap berjuang pak. Hiasi hari-hari dengan hal yang bernama semangat. Karena semangat berperan penting dalam suatu perjuangan. Bapak adalah orang hebat, maka jadilah orang yang lebih hebat. YANG SAYA TAHU, PERJUANGAN ITU TIDAK ADA YANG SIA-SIA PAK.”

         Jangan lupa berdo’a dan beribadah
Hidup itu percuma sukses jika melupakan yang maha kuasa.
Luangkanlah waktu untuk beribadah, bukan beribadah di waktu luang.
Usaha tanpa berdoa, percuma. Berdoa tanpa usahapun percuma.
Karena percayalah, ketika semua hal sudah terlihat tidak mungkin, doa bisa merubah segalanya.

Terkadang, orang yang sukses itu lupa kepada sang pencipta.
Lalu ketika ia terjatuh karirnya, dia baru ingat kembali kepada sang pencipta.
Siklus kehidupan akan selalu seperti itu, jika manusia hanya ingat pada dunia.
Namun siklus kehidupan itu dapat diubah, tergantung iman kita.

Orang yang tidak ingat kepada sang pencipta adalah orang yang sombong.
Orang yang sombong itu, ibarat ia berada diatas gunung, lalu ia melihat orang yang jauh di bawah dan dia tertawa karena orang itu terlihat kecil. Padahal, ia sendiri terlihat kecil jika terlihat dari bawah.
Janganlah bersombong diri, karena yang pantas sombong itu hanyalah sang maha pencipta.
Ingatlah kematian, karena jika manusia ingat terhadap kematian, ia akan melakukan hal terbaik seakan-akan itu hari terakhirnya.
Jika manusia tidak ingat kematian, maka ia akan lalai dan menunda-nunda hal yang terbaik.
Memintalah kepada Allah, karena ialah sang pencipta segalanya.

“Ini pesan terakhir. Jangan lupa akan berdoa dan beribadah pak. Karena di situlah kuncinya. Percuma bapak berjuang dan terus berjuang jika melupakan sang pencipta, yaitu ALLAH S.W.T. Kuatkan iman bapak, dan jadilah orang yang selamat dunia akhirat. Jadilah orang yang berbahagia di dunia dan akhirat. KUATKAN IMAN DALAM SEGALA HAL PAK. MAKA BAPAK AKAN JADI ORANG YANG HEBAT.”


Pesan pribadi dari saya:
“Hai pak, semoga bapak baik-baik saja ya. Tetap sehat selalu pak, jangan lupakan saya. Semoga bapak bisa mengenal saya dan melihat saya ketika saya sukses nanti. Saya akan senang dan bangga jika saya bisa melihat bapak lebih hebat dari yang sekarang. Jadilah yang terbaik dari yang terbaik pak. Bapak sudah punya modal untuk menjadi orang hebat. Terus berjuang dan tetap berdoa. Saya janji ketika saya sukses, saya akan mencari bapak. Dan saya akan berbicara “Pak, saya sudah sukses”. Ketika saya mempunyai buku yang sudah diterbitkan, maka saya berjanji buku itu akan sampai ke tangan bapak. TETAPLAH MENJADI ORANG YANG BISA MEMOTIVASI DAN MENGINSPIRASI PAK. BAPAK PUNYA MODAL ITU.”

Mungkin segitu pak dari saya, ini asli hasil coretan tangan saya sendiri. Ya jadi maklum jika ada kata per kata yang kurang tepat. Dan jika ceritanya amburadul juga mohon dimaafkan. Saya masih proses belajar. Dan ini bukan novel, hanya curhatan semata. Jadinya begitulah amburadul ceritanya hehe.
Terima kasih.


Penulis:
Muhamad Fauzian
ig: fauzian.muhamad
tweet: @fauzianmuhamad
fb: Fauzian Sebastian


Sniper Tanpa Peluru


            Cinta ini bagaikan jam dinding, selalu berputar walaupun tidak selalu diperhatikan disetiap detiknya. Aku sebagai jarumnya, dan kamu sebagai angkanya. Aku selalu berputar mengelilingimu walaupun kamu tidak pernah menghargai itu. Memandangimu hanyalah kegiatanku ditiap harinya. Tetapi, hal itu justru sangat menyiksa bagiku. Aku tidak berani mengungkapkannya karena aku tau jika kamu mengetahui hal ini, kamu akan menghindar dari kehidupanku.

            Seperti biasa, aku sekolah dengan mempunyai harapan yang selalu aku bawa di setiap hari, yaitu memandangimu. Ketika aku bangun tidur, kamu sudah datang difikiranku. Membuatku semangat akan sekolah. Ketika aku melangkahkan kaki untuk bersekolah, disitulah aroma bahagia tercium. Bahkan diperjalanan, mataku tidak bisa diam karena ia sedang memandangi setiap sudut jalan. Ia ingin melihatmu. Tapi sayangnya, kamu tidak muncul di tepi jalan.

            Debu-debu itu menghalangi pelangi dalam hatiku. Hati ini sangat mendung ditutupi oleh kabut. Curah hujan dalam hatiku sangat tinggi hingga membuatnya basah dan terasa sakit. Aku tidak tau apakah kamu mengerti akan rasa ini. Yang pasti, cinta ini satu, dan hanya untukmu. Kamu menghasilkan bayangan disetiap harapan.

            Aku mulai berjalan menuju sekolah, aku kecewa tidak menemukanmu ditepi jalan. Tapi aku yakin akan menemukanmu disekolah. Langkah demi langkah telah ku jalankan dengan semangat. Alasannya simpel, aku ingin bertemu kamu. Setelah sampai di gerbang sekolah, aku sangat senang karena sebentar lagi kamu akan terlihat dipandangan mata ini. Namun sampai aku masuk kelas, kamu tidak kunjung datang dihadapan mataku. Aku sangat kecewa.

            Tembok cinta ini berdiri dengan kokohnya, tidak akan bisa dirobohkan. Aku tidak peduli akan omongan orang lain yang mengatakan segala hal kepadaku. Intinya, aku menyayangimu. Rasa sayang ini tidak akan hilang, karena rasa sayang ini bagaikan kenangan, yang hilang hanya beberapa saat, tetapi akan kembali dalam bentuk semula. Hal itu, adalah sakit hati paling hebat menurutku.

            Gelisah mulai merasukiku saat sedang belajar ini. Otakku bisa fokus, tapi sayangnya hatiku tidak bisa fokus. Ia menuntut mataku agar segera melihatnya. Aku tidak tahu harus seperti apa, tapi akhirnya istirahatpun tiba. Aku keluar kelas untuk memandangi kelasnya, cukup lama aku dalam situasi itu. Tapi, aku belum juga memandanginya. Hujan mulai membasahi hatiku, padahal cuaca hari itu sangat panas. Namun itulah cinta, tidak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi, bahkan bisa berbanding terbalik.

            Namun ketika aku merasa akan menyerah untuk terus menatap kelasmu, kamu pun keluar dengan senyuman yang menggemaskan itu. Aku tidak dapat memalingkan pandangan itu. Selalu aku tatap tanpa sedikitpun mengedipkan mata. Pemandangan itupun hadir lagi. Akhirnya, ia melihatku dan tersenyum. Situasi ini yang aku rindukan tiap hari. Kamu dan aku saling bertatapan dan saling memberikan senyuman.

            Aku pun berjalan ke lorong-lorong di sekolah, tanpa sengaja kamu tepat hadir dipandanganku, aku langsung tertegun melihat manisnya pemandangan itu. Kitapun saling bertegur sapa. Saling memberikan senyuman, lalu lewat begitu saja. Selalu seperti itu. Tidak pernah terbayang dalam fikiranku, bahwa kita akan membahas cinta. Dan tidak pernah terbayang dalam fikiranku bahwa aku akan menembak kamu. Aku tidak berani, aku takut kamu menghindar dariku.

            Suhu hari ini sangat dingin, hingga mengalahkan dinginnya sikap kamu. Aku tidak tahu harus bertindak seperti apa agar cintaku bisa terbalaskan. Aku hanya ingin kita seperti sendal jepit. Selalu berdua, tanpa dirasuki oleh orang ketiga.

            Seperti itulah hari-hariku disekolah. tidak ada hal yang indah lainnya selain memandangimu, dan bertegur sapa denganmu. Wajah menggemaskan itu selalu hadir dalam bayang-bayang fikiranku. Kamu adalah satu-satunya wanita yang aku incar, tapi aku tidak berani lagi untuk segera bertindak lebih. Karena aku tau, sedikit saja aku melakukan kesalahan, kamu akan menghindar dariku.

            Kamu bagaikan lampu pijar, yang selalu menerangiku disetiap malam. Namun hanya itulah tugasmu, selalu menemaniku tanpa bisa aku miliki. Aku selalu terbaring diatas ranjang yang empuk dan membuatku nyaman. Terlintas di setiap bayanganku, wajah kamu yang indah merasuki fikiran dan hatiku.

            Ketika malam tiba, disitulah aku merasa tersiksa. Dimana, hanya bayanganmu yang terdapat pada fikiranku. Aku sebenarnya ingin segera memilikimu. Tapi sayangnya, aku tidak berani untuk bertindak. Aku lebih nyaman seperti ini daripada suatu nanti kamu menghindar dariku. Tapi percayalah, cinta ini tidak akan habis untukmu. Hanya untukmu.

            Cinta itu seperi listrik. Yang hanya mengalir pada arus dan tegangannya. Jika sedikit saja aliran itu bocor, maka arus itu akan terhambat, dan tegangannya tidak akan sempurna lagi.

“Ungkapan ini mengisahkan hati seseorang yang memiliki harapan untuk mendapatkan wanita. Dia selalu mengincarnya setiap hari. Tapi sayangnya, ia tidak berani untuk bertindak. Seperti Sniper Tanpa Peluru, yang selalu mengincar, tetapi jika pelurunya tidak ada, maka tidak akan menghasilkan apa-apa”


Muhamad Fauzian S

Peluang Emas


            Embun mulai hilang dimakan oleh teriknya matahari. Diriku mulai berjuang dengan harapan yang aku usahakan setiap hari. Do’a tidak pernah lepas untuk aku panjatkan. dan rasa tidak pernah hilang untuk selalu aku perjuangkan. Derasnya hujan tidak membuat rasa cinta ini hanyut, dan kencangnya angin tidak membuat rasa sayang ini tertiup.

            Segelas susu selalu aku tenggak untuk menyehatkan badanku. Di sisi lain, aku harap segelas susu itu dapat menjernihkan otakku dari angan-angan yang selalu mengotorkan fikiranku. Segelas kopi aku tenggak tanpa menggunakan gula. Rasanya memang pahit, tapi itu adalah rasa pahit yang biasa. Karena rasa pahit yang sesungguhnya itu tidak dirasakan oleh lidah, melainkan hati yang meringis kesakitan karena ditimbulkan oleh rasa pahit.

Rasa cinta adalah tulus, bukan tentang wanita mulus yang lama kelamaan akan menolak secara halus. Rasa tulus adalah rasa yang membuat semua rintangan dan cobaan akan terhapus, serta tidak dapat dipecahkan oleh rumus.

Aku tidak tahu isi hatimu seperti apa. Tetapi, sekarang aku merasa ada celah dihatimu untuk aku tempatkan. Aku selalu pura-pura untuk tidak melihatmu, tapi dibalik itu, kamu secara diam-diam menatapku dan memandangiku secara diam-diam. Itu aku rasakan bukan sekali dua kali, hal itu kamu lakukan beberapa kali. Kamu tersenyum dengan manis ketika aku balik memandangimu. Namun, aku belum tahu. Apa arti dari kamu yang selalu menatapku secara diam-diam.

Mentari dan bulan bergantian untuk menemani hariku. Aku selalu memandangi gelapnya malam sambil berharap bahwa kamu dan aku sedang memandangi bintang yang sama. Gelap gulita, itulah hati kamu. Aku tidak bisa melihat seperti apa isi hati kamu. Ribuan pertanyaan mulai menghinggapi otakku. Mengapa sikap kamu berubah? Apakah ada celah dihatimu yang bisa aku isi? Atau itu hanya ilusi ku saja? Sayangnya hal itu tidak bisa aku jawab.

Prinsip hidup kamu bagaikan tembok yang berdiri dengan kokohnya, tidak bisa diruntuhkan. Kamu adalah wanita hebat yang selalu aku sanjung dan selalu aku kagumi. Sudah tidak ada lagi wanita yang sepertimu. Hari-hariku yaitu mengagumimu. Tetapi untuk kali ini, aku  sangat berharap ada celah ataupun ruang yang dapat aku isi. Tapi aku tidak memaksakan hal itu. Aku hanya akan melawannya menggunakan do’a. Itulah aku.

Kita itu cocok. Dengan muka yang memiliki kemiripan. Sikap yang sama-sama masih lugu dan seperti anak-anak. Hanya ada satu perbedaan, yaitu rasa cinta. Aku memiliki rasa cinta yang mendalam untuk dirimu. Sementara kamu, masih belum jelas apa isi hati kamu dan apa maunya kamu. Mungkin do’a akan merubah semuanya secara perlahan.

Hati berkata, bahwa ini kamu adalah yang terbaik, dan hati pula berkata bahwa hanya satu yang harus aku perjuangkan, yaitu kamu. Kamu itu seperti puncak. Dingin, tetapi sangat indah. Kamu menyejukkan semuanya dalam hatiku. Kamu membuat impianku terlalu tinggi. Tapi untuk saat ini aku merasa bahwa ada ruang dan celah dalam hatimu yang bisa aku isi. Aku tidak akan memaksa kepadamu, namun aku hanya akan memaksa melalui do’a yang selalu aku panjatkan.

Selimut tebal menyelimuti malamku. Karena malam ini sangat dingin, seperti sikapmu. Tapi aku bisa menghangatkannya melalalui harapan yang selama ini hanya angan-angan. Kamu selalu datang melalui bayangan. Kamu selalu singgah didalam mimpiku. Setiap aku memejamkan mataku, kamu langsung menghampirinya. Maka dari itu, ketika aku mulai tebangun dari tidurku, air mata itu langsung tumpah membanjiri pagiku.

Kabut sangat tebal menutupi kenangan yang pernah kita lalui. Kamu itu masuk dalam sejarah kehidupanku. Tertulis dengan sangat rapih di otakku, dan akan selalu aku ingat selamanya. Langit mulai mendung, itu berarti hujan segera turun yang akan mengingatkanku akan segala kenangan. Aku yakin jika masa depanku akan lebih indah dibanding dengan kenangan masa laluku, tetapi dengan satu syarat, masa depanku harus ada kamu.

Angin berhembus kencang dan merasuki tubuhku yang mulai merasa kedinginan. Kamu tidak peduli, kamu hanya mengirimkan bayangan yang langsung menghentak dalam dadaku. Hujan ini membuatku semakin tidak berdaya, semakin membuatku lemah dan semakin membuatku ingin segera memilikimu.

Harapan ini semakin menemukan titik terangnya. Aku sangat ingin tahu kelanjutan dari cerita ini seperti apa. Aku merasa ruang dan celah dalam hatimu semakin memberikanku harapan. Kamu selalu memandangku secara diam-diam. Aku sangat bahagia walaupun hanya dilirik oleh kamu.

Aku memiliki 3 prasangka untuk menyimpulkan kenapa kamu selalu memandangku. Apakah hanya memiliki perasaan biasa saja? Ataukah penasaran? Apa jangan-jangan kamu menyukaiku? Justru yang aku inginkan, kamu merasai itu semuanya. Awalnya, kamu biasa saja kepadaku. Tapi kemudian kamu mulai penasaran kepadaku hingga akhirnya kamu selalu memandangku. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi, akhirnya kamu menyukaiku. Tapi sayangnya, itu masih dugaan yang hanya angan-anganku saja.

Celah itu semakin nyata.
Aamiin. Tiada lelah bagiku untuk berdo’a hingga akhirnya sedkit demi sedikit, dia mengalami perubahan. Dia lebih sering memandangiku walaupun aku tidak tahu pasti apa isi hatinya saat memandangku. Tapi aku selalu berharap bahwa itu adalah sinyal positif.

Harapan itu semakin nyata.
Aamiin. Selama ini hidupku hanya dipenuhi harapan untuk memilikinya. Tapi sayangnya harapan itu belum terwujud. Tetapi akhir-akhir ini do’aku mulai direspond oleh Tuhan. Aku hanya ingin tahu seperti apa isi hatinya saat ini. Aku yakin apapun nanti endingnya, itu adalah yang terbaik bagiku.

Semua yang aku do’akan semakin terihat nyata,
Aamiin. Percayalah, do’a bisa merubah sesutau yang tidak mungkin, akan menjadi nyata. Saat ini aku sedang memiliki peluang untuk mengisi celah dan ruang dihatinya. Tapi, aku tidak akan memaksanya. Aku hanya akan terus-menerus untuk berdo’a agar semuanya semakin jelas dan aku akan memilikinya untuk selamanya.

Peluang emas
(n) Kesempatan besar ataupun celah yang tidak boleh disia-siakan
“Ungkapan ini mengisahkan seseorang yang sedang mencintai wanita dan mulai ada kesempatan untuk segera memiliki hatinya. Walaupun belum begitu nyata, tetapi peluang atau kesepmatan itu harus segera diperjuangkan agar mendapat hasil yang maksimal”


Muhamad Fauzian S.